PROLOG

659 Words
Brak Sebuah motor matic berhasil menabrak mobil hitam di depannya dengan cukup keras. Membuat bagian belakang mobil tersebut sedikit penyok. Jalanan yang ramai karena lampu merah membuat beberapa orang di sana memperhatikan sang pengendara sepeda motor yang turun dari motornya pelan. Mana mereka berada di dekat pos polisi lagi. Tepatnya ada di jalan depan parkiran Monjali - Monumen Jogja Kembali - yang membuat wajah perempuan itu pias seketika. Tak lama, si pemilik mobil hitam itu turun dengan wajah datarnya tapi diselimuti aura kesalnya. Dua orang polisi datang untuk menghindari pertengkaran yang biasanya selalu saja dilakukan kedua pasang kendaraan yang melakukan penabrakan diri. Alfatah Renaldi Verza atau biasa disapa Renal, sedang mengamati mobilnya yang penyok. Padahal mobil ini adalah mobil yang paling disayanginya karena mobil ini adalah hasil dari kerja kerasnya selama ini. Tapi gara-gara perempuan ceroboh di belakangnya, mobil ini nampak mengenaskan. "Anda harus ganti rugi! Saya tidak mau tau, mobil saya harus sama seperti sedia kala," tandas Renal yang sudah menatap sengit ke arah perempuan dengan lesung pipi yang sama dengannya itu. Perempuan itu hanya bisa diam sambil memainkan ujung tas selempangnya karena gugup. Dia memang ceroboh karena harus terburu-buru mengantarkan pesanan bunga ke salah satu hotel di daerah situ. Tapi sialnya dia malah menabrak mobil di depannya karena terlalu kaget saat lampu merah menyala. Alhasil, motor majikannya juga harus hancur. Ditambah mobil laki-laki tegap di depannya ikutan hancur. "Maaf Pak, saya benar-benar nggak sengaja. Saya cuma orang miskin dan saya nggak tau ganti pakai apa." Ucap perempuan itu semakin menciut nyalinya saat Renal sudah memasang wajah dinginnya. Padahal Renal hidup saja sudah begitu ekspresinya. Mungkin karena awal, jadi mereka pikir Renal adalah orang yang sombong. Renal sedikit menajamkan kedua bola matanya sambil melipat tangannya di d**a. Lampu yang sudah berubah hijau membuat para pengguna jalan menyalakan bel masing-masing karena kedua kendaraan itu masih berhenti di tengah-tengah jalan. Sedangkan kedua polisi tadi langsung ambil tindakan untuk mengamankan kedua kendaraan itu. Mereka berdua digiring ke pos polisi dengan cepat untuk dimintai keterangan dan kronologi terjadinya tabrakan yang sebenarnya tidak parah. Renal duduk dipinggiran dengan wajah datar tanpa ekspresi. Menatap kondisi mobilnya yang penyok akibat kecerobohan beberapa menit yang dilakukan makhluk berjenis perempuan disamping polisi ganteng di sana. Dia ditanya ini dan itu, sedang Renal hanya menjawab seadanya karena malas memberi keterangan yang jelas-jelas menurutnya sudah mereka ketahui. Renal menatap jam tangan mahal miliknya, "saya tidak mau tau, anda harus mengganti kerusakan pada mobil saya." Ucap Renal sedikit kesal. Hal semacam ini tidak perlu terjadi sebenarnya. Perempuan itu menoleh ke arah Renal, "maafkan saya, Pak. Saya benar-benar nggak sengaja. Saya bersedia melakukan apa saja asal jangan disuruh ganti rugi. Bapak nggak kasian sama saya? Saya cuma orang miskin yang cuma ngontrak di Jogja." Curhat perempuan itu sambil memegang telapak tangan Renal. "Bapak? Kamu pikir muka saya kaya Bapak-bapak apa?" Ketus Renal yang melepas telapak tangannya dari genggaman perempuan di depannya. Sedang dua polisi di sana hanya bisa geleng-geleng kepala melihat dua manusia dengan tingkah super aneh mereka. Perempuan itu menggeleng dengan cepat, "enggak kok. Bapak eh Mas, masih ganteng kok. Belum kaya Bapak-bapak, malah mirip sama artis di tv itu kok. Beneran," ucap perempuan itu lagi dengan wajah gugup. Renal menatap jam mahalnya lalu teringat dengan sesuatu yang harus dia lakukan. Gara-gara masalah sepele begini, dia sampai lupa dengan tugasnya sendiri. "Ya Allah, sampai lupa. Pak, ini kartu nama saya. Tolong diurus semuanya saja. Saya ada acara lahiran, jadinya harus segera pergi sekarang. Sebelum anaknya brojol tanpa saya," ucap Renal yang menyerahkan kartu namanya dari dalam dompet ke arah polisi dengan wajah ganteng di sana. Tanpa basa-basi Renal langsung masuk ke dalam mobilnya dan tancap gas untuk ke rumah sakit. Dia lupa ada pasien yang harus dia tangani. Mungkin saja anak itu sudah keluar tanpa bantuannya. Sedangkan polisi itu hanya menatap kepergian Renal tanpa bekas. Untung aja, istrinya mau lahiran. Jadi bebas dari acara ganti rugi, ini memang rejeki anak sholeh. Semoga kita nggak ketemu lagi ya Mas ganteng! ---oOo---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD